Minggu, 13 Januari 2013

taksonomi fisik

TAKSONOMI
Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu dalam dirinya telah terjadi perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar.
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegang dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif), dan pengamalannya (aspek psikomotor).

1.    Pengertian Taksonomi
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi, dan “nomos” yang berarti aturan. Suatu pengklasifikasian atau pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Klasifikasi bidang ilmu, kaidah, dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek.

Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan adalah tujuan instruksional khusus yang didasarkan pada perubahan tingkah laku dan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.

Saat ini dikenal berbagai macam taksonomi tujuan pendidikan yang diberi nama menurut penciptanya, misalnya Bloom dan Anderson. Berikut akan dijelaskan masing-masing taksonomi tersebut.

2.    Taksonomi Bloom

Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki. Tujuan penyajian ke dalam bentuk sistem klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut Taksonomi Bloom. Bloom dan Krathwohl menggunakan 4 prinsip-prinsip dasar dalam merumuskan taksonomi, antara lain:
1.    Prinsip metodologi : Perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar.
2.    Prinsip psikologi : Taksonomi hendaknya konsisten fenomena kejiwaan yang ada sekarang.
3.    Prinsip Logis : Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten
4.    Prinsip tujuan : Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai.

Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai.
Taksonomi Bloom merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari B.S Bloom Editor M.D Engelhart, E Frust, W.H. Hill dan D.R Krathwohl, yang kemudian di dukung oleh Ralp W. Tyler. Bloom merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 domain :
1.      Kognitif
2.      Afektif
3.      Psikomotor.
Pada awalnya Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (apply), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) dalam satu dimensi. Berikut Struktur dari original taksonomi Bloom.

a.      Ranah Kognitif
Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi.yang meliputi 6 tingkatan:

1.      Pengetahuan (Knowledge), yang disebut C1
a.       Pengetahuan tentang hal yang spesifik
         pengetahuan tentang terminologi
         pengetahuan tentang fakta yang spesifik
b.      Pengetahuan tentang cara / alat untuk menghadapi sesuatu yang spesifik
    Konvensi
    Kecenderungan dan sekuensi
    Klasifikasi dan kategori
    Kriteria
      Metodologi
c.       Pengetahuan tentang universalitas dan abstraksi dalam suatu bidang
    Prinsip dan generalisasi
    Teori dan struktur

2.      Pemahaman (Comprehension), yang disebut C2
a.       Penerjemahan
b.      Penafsiran
c.       Ekstrapolasi

3.      Penerapan (Aplication), yang disebut C3
Kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu.

4.      Analisis (Analysis), yang disebut C4
a.    Analisis elemen
b.    Analisis hubungan
c.    Analisis prinsip dan pengorganisasian

5.      Sintesis (Synthesis) , yang disebut C5
a.       Sintesis komunikasi yang unik
b.      Sintesis rencana atau rangkaian operasi
c.       Sistesis penderivasian rangkaian hubungan abstrak

6.      Evaluasi (Evaluation), yang disebut C6
a.       penilaian berdasarkan bukti internal
b.      penilaian berdasarkan bukti eksternal

Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif menurut taksonomi Bloom jika diurutkan secara hirarki adalah sebagaimana terlukis pada gambar berikut.



Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap (tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada dibawahnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut dijabarkan kata kerja operasional yang digunakan dalam merumuskan tujuan pembelajaran ranah kognitif.

Tabel 1. Kata kerja operasional ranah kognitif taksonomi Bloom
Kategori Jenis Perilaku    Kemampuan Internal    Kata-kata Kerja Operasiaonal
Pengetahuan    Mengetahui …..
Misalnya: istilah
fakta
aturan
urutan
metode    Mengidentifikasikan
Menyebutkan
Menunjukkan
Memberi nama pada
Menyusun daftar
Menggarisbawahi
Menjodohkan
Memilih
Memberikan definisi
Menyatakan
Pemahaman    Menterjemahkan
Menafsirkan
Memperkirakan
Menentukan…..
misalnya: metode
prosedur
Memahami…..
misalnya:konsep
kaidah
prinsip
kaitan antara
fakta
isi pokok
Mengartikan/menginterpretasikan…..
misalnya: tabel
grafik
bagan    Menjelaskan
Menguraikan
Merumuskan
Merangkum
Mengubah
Memberikan contoh tentang
Menyadur
Meramalkan
Menyimpulkan
Memperkirakan
Menerangkan
Menggantikan
Menarik kesimpulan
Meringkas
Mengembangkan
Membuktikan
Penerapan    Memecahkan masalah
Membuat bagan dan grafik
Menggunakan…..
misalnya: metode/prosedur
konsep
kaidah
prinsip    Mendemonstrasikan
Menghitung
Menghubungkan
Memperhitungkan
Membuktikan
Menghasilkan
Menunjukkan
Melengkapi
Menyediakan
Menyesuaikan
Menemukan
Analisis    Mengenali kesalahan
Membedakan…..
misalnya:fakta dari interpretasi
data dari kesimpulan
Menganalisa…..
misalnya:struktur dasar
bagian-bagian
hubungan antara    Memisahkan
Menerima
Menyisihkan
Menghubungkan
Memilih
Membandingkan
Mempertentangkan
Membagi
Membuat diagram/skema
Menunjukkan hubungan antara
Membagi
Sintesis    Menghasilkan…..
misalnya:klarifikasi
karangan
kerangka teoritis
Menyusun…..
misalnya:rencana
skema
program kerja    Mengkategorikan
Mengkombinasikan
Mengarang
Menciptakan
Mendesain
Mengatur
Menyusun kembali
Merangkaikan
Menghubungkan
Menyimpulkan
Merancangkan
Membuat pola
Evaluasi    Menilai berdasarkan norma internal…..
misalnya:    hasil karya seni
mutu karangan
mutu ceramah
program penataran
Menilai berdasarkan norma eksternal…..
misalnya:hasil karya seni
mutu karangan
mutu pekerjaan
mutu ceramah
program penataran
Mempertimbangkan
misalnya: baik-buruknya
pro-kontranya
untung-ruginya    Memperbandingkan
Menyimpulkan
Mengkritik
Mengevaluir
Memberikan argumentasi
Menafsirkan
Membahas
Menyimpulkan
Memilih antara
Menguraikan
Membedakan
Melukiskan
Mendukung
Menyokong
Menolak

b.      Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa, sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya. Bila seseorang memiliki penguasaan kognitif yang tinggi, ciri-ciri belajar efektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Misalnya; perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar;

1.    Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan.
2.    Responding/ menanggapi.
3.    Valuing/ penilaian.
4.    Organization/ Organisasi.
5.    Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai.

Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Receiving  juga diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu  objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu.
Responding/ menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif atau kemampuan menanggapi, kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
Valuing/ penilaian, menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan dan memberikan suatu penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena baik atau buruk.
Organization/ Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain.
Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang  mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam hirarki nilai.

Tabel 2. Kata kerja operasional ranah afektif taksonomi Bloom
Kategori Jenis Perilaku    Kemampuan Internal    Kata-Kata Kerja Operasional
Penerimaan    Menunjukkan…..
misalnya: kesadaran
kemauan
perhatian
Mengakui…..
Misalnya: kepentingan
perbedaan    Menanyakan
Memilih
Mengikuti
Menjawab
Melanjutkan
Memberi
Menyatakan
Menempatkan
Partisipasi    Mematuhi…..
misalnya:    peraturan
tuntutan
perintah
Ikut serta secara aktif…..
misalnya: di laboratorium
dalam diskusi
dalam kelompok
belajar
dalam kelompok
tentir    Melaksanakan
Membantu
Menawarkan diri
Menyambut
Menolong
Mendatangi
Melaporkan
Menyumbangkan
Menyesuaikan diri
Berlatih
Menampilkan
Membawakan
Mendiskusikan
Menyelesaikan
Menyatakan persetujuan
Mempraktekkan
Penilaian/Penentuan
Sikap    Menerima suatu nilai
Menyukai
Menyepakati
Menghargai…..
misalnya: karya seni
sumbangan ilmu
pendapat
Bersikap (positif atau negatif)
Mengakui    Menunjukkan
Melaksanakan
Menyatakan pendapat
Mengikuti
Mengambil prakarsa
Memilih
Ikut serta
Menggabungkan diri
Mengundang
Mengusulkan
Membela
Menuntun
Membenarkan
Menolak
Mengajak
Organisasi    Membentuk sistem nilai
Menangkap relasi antara nilai
Bertanggungjawab
Mengistegrir nilai    Merumuskan
Berpegang pada
Mengintegrasikan
Menghubungkan
Mengaitkan
Menyusun
Mengubah
Melengkapi
Menyempurnakan
Menyesuaikan
Menyamakan
Mengatur
Memperbandingkan
Mempertahankan
Memodifikasikan
Pembentukan pola    Menunjukkan…..
misalnya : kepercayaan diri
disiplin pribadi
kesadaran
Mempertimbangkan
Melibatkan diri    Bertindak
Menyatakan
Memperlihatkan
Mempraktekkan
Melayani
Mengundurkan diri
Membuktikan
Menunjukkan
Bertahan
Mempertimbangkan
Mempersoalkan


c.       Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Adapun kategori dalam ranah psikomotor;

1.    Peniruan,
2.    Manipulasi,
3.    Pengalamiahan,
4.    Artikulasi,
5.    Naturalisasi.






Kata kerja operasional yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Kata kerja operasional ranah psikomotor taksonomi Bloom
Kategori Jenis Prilaku    Kemampuan Internal    Kata-kata Kerja Operasional
Peniruan    Meniru contoh    Mempraktekkan, Memainkan
Mengikuti, mengerjakan
Membuat
Mencoba
Memperlihatkan
Memasang
Membongkar
Manipulasi    Berketerampilan
Berpegang pada pola    Mengoperasikan
Membangun
Memasang, Membongkar
Memperbaiki, Melaksanakan
Mengerjakan
Menyusun
Menggunakan
Mengatur
Mendemonstrasikan
Memainkan
Menangani
Pengalamiahan    Berketerampilan secara…..
misalnya: lancar
luwes
supel,   gesit, lincah    s.d.a.
-
Artikulasi    Menyesuaikan diri
Bervariasi    Mengubah
Mengadaptasikan
Mengatur kembali
Membuat variasi
Naturalisasi    Menciptakan yang baru
Berinisiatif    Merancang
Menyusun
Menciptakan
Mendesain
Mengkombinasikan
Mengatur
Merencanakan


3.    Taksonomi Anderson

Selama 1990-an, Lorin Anderson (mantan mahasiswa Benjamin Bloom) memimpin tim psikolog kognitif dalam meninjau taksonomi dengan maksud untuk memeriksa relevansi taksonomi seperti yang kita memasuki abad kedua puluh satu.
Sebagai hasil dari penyelidikan sejumlah perbaikan signifikan yang dibuat dengan struktur yang ada. Sebelum beralih ke contoh bagaimana Taksonomi baru direvisi dapat diterapkan, maka akan lebih tepat pada saat ini untuk membuat kedua revisi dan alasan untuk perubahan explicit.Figure1 bawah menguraikan baik 'lama' dan 'baru' taksonomi.
Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama “Revisi Taksonomi Bloom”. Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom tentang aspek kognitif menjadi dua dimensi, yaitu:
1)      Dimensi proses atau dimensi kognitif:
2)      Dimensi isi /jenis atau dimensi pengetahuan.
Berikut penjabaran masing-masing dimensi menurut Anderson.

a.      Struktur dari dimensi proses kognitif.
Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Perbedaannya terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3. Perubahan kata kunci dimensi proses kognitif taksonomi Bloom Asli dan
                           Revisi Taksonomi Anderson
Taksonomi Bloom Asli    Revisi Taksonomi Anderson
Pengetahuan    Mengingat

Pemahaman    Memahami

Penerapan    Menerapkan

Analisis    Menganalisis

Sintesis    Mengevaluasi

Evaluasi    Menciptakan



KETERANGAN TABLE :
1.    Perubahan terjadi pada level 1 yang semula sebagai “knowledge” (pengetahuan) berubah menjadi “remembering” (mengingat).
2.    Perubahan terjadi juga pada level 2, yaitu “comprehension” yang dipertegas menjadi “understanding” (paham, memahami).
3.    Level 3 diubah sebutan dari “application” menjadi “applying” (menerapkan).
4.    Level 4 juga diubah sebutan dari “analysis” menjadi “analysing” (menganalisis).
5.    Level 5 lama, yaitu “synthesis” (pemaduan) hilang, tampaknya dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu dengan nama “creating” (mencipta).
6.    Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. “Evaluation” versi lama diubah posisinya dari level 6 menjadi level 5, juga dengan perubahan sebutan dari “evaluation” menjadi “evaluating” (menilai).

Adapun penjabaran masing-masing level domain baru taksonomi Anderson adalah sebagai berikut:

1.    Remember (mengingat) yaitu memunculkan kembali apa yang sudah diketahui dan tersimpan dalam ingatan jangka-panjang. Remember itu terbagi dalam 2 tahapan, yaitu:
    Recognizing (mengenali lagi)
    Recalling (menyebutkan kembali)

2. Understand (paham, memahami) yaitu menegaskan pengertian atau makna bahan-bahan yang sudah diajarkan, mencakup komunikasi lisan, tertulis, maupun gambar. Understand itu terbagi dalam 7 tahapan, yaitu:
    Interpreting (menafsiri, mengartikan, menerjemahkan)
    Exemplifying (memberi contoh)
    Classifying (menggolong-golongkan, mengelompokkan)
    Summarizing (merangkum, meringkas)
    Inferring (melakukan inferensi, menyimpulkan)
    Comparing (membandingkan)
    Explaining (menjelaskan)

3. Apply (menerapkan) yaitu melakukan sesuatu, atau menggunakan sesuatu prosedur dalam situasi tertentu. Apply itu terbagi dalam 2 tahapan, yaitu:
    Executing (melaksanakan)
    Implementing (menerapkan)

4. Analyze (analisis) yaitu menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang membentuknya, dan menetapkan bagaimana bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut satu sama lain saling terkait, dan bagaimana kaitan unsur-unsur tersebut kepada keseluruhan struktur atau tujuan sesuatu itu. Analyze terbagi dalam 3 tahapan , yaitu:
    Differentiating (membeda-bedakan)
    Organizing (menata atau menyusun)
    Attributing (meneteapkan sifat atau ciri)

5. Evaluate (evaluasi atau menilai) yaitu menetapkan derajat sesuatu berdasarkan kriteria atau patokan tertentu. Evaluate terbagi dalam 2 tahapan, yaitu:
    Checking (mengecek)
    Critiquing (mengkritisi)

6. Create (mencipta) yaitu memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk utuh yang koheren dan baru, atau membuat sesuatu yang orisinil. Create terbagi dalam 3 tahapan, yaitu:
    Generating (memunculkan)
    Planning (merencanakan, membuat rencana)
    Producing (menghasilkan karya).

Adapun contoh kata kerja operasional kognitif taksonomi Anderson yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Kata kerja operasional kognitif taksonomi anderson yang digunakan
Level    Kemampuan Internal    Kata-Kata kerja Operasional
Mengingat    Menjelaskan jawaban faktual, menguji ingatan, pengenalan    Memilih
Menguraikan
Mendefinisikan
Menunjukkan
Memberi tabel
Mendaftar
Menempatkan
Memadankan
Mengingat
Menamakan
Menghilangkan
Mengutip
Mengenali
Menentukan
Menyatakan
Memahami    Menerjemahkan, menjabarkan, menafsirkan, menyederhanakan, dan membuat perhitungan    Menggolongkan
Mempertahankan
Mendemonstrasikan
Membedakan
Menerangkan
Mengekspresikan
Mengemukakan
Memperluas
Memberi contoh
Menggambarkan
Menunjukkan
Mengaitkan
Menafsirkan
Mempertimbangkan
Memadankan
Membuat ungkapan
Mewakili
Menyatakan kembali
Menulis kembali
Menentukan
Merangkum
Mengatakan
Menjabarkan
Menerapkan    Memahami kapan menerapkan, mengapa menerapkan, dan mengenali pola penerapan ke dalam situasi baru, tidak biasa dan agak berbeda atau berlainan.    Menerapkan
Menentukan
Mendramatisasikan
Menjelaskan
Menggeneralisasikan
Memperkirakan
Mengelola
Mengatur
Menyiapkan
Menghasilkan
Memproduksi
Memilih
Menunjukkan
Membuat sketsa
Menyelesaikan
Menggunakan
Menganalisis        Memecahkan ke dalam bagian, bentuk dan pola
    Menganalisis
Mengategorikan
Mengelompokkan
Membandingkan
Membedakan
Mengunggulkan
Mendiversivikasikan
Mengidentifikasi
Menyimpulkan
Membagi
Merinci
Memilih
Menentukan
Menunjukkan
Melaksanakan survei
Menilai    Berdasarkan kriteria dan menyatakan mengapa    Menghargai
Mempertimbangkan
Mengkritik
Mempertahankan
Membandingkan
Menciptakan    Menggabungkan unsur-unsur ke dalam bentuk atau pola yang sebelumnya kurang jelas    Memilih
Menentukan
Menggabungkan
Mengombinasikan
Mengarang
Mengkonstruksi
Membangun
Menciptakan
Mendesain
Merancang
Mengembangkan
Melakukan
Merumuskan
Membuat hipotesis
Menemukan
Membuat
Mempercantik
Mengawali
Mengelola
Merencanakan
Memproduksi
Memainkan peran
Menceritakan.


b.      Struktur dari dimensi Isi/Jenis
Jika isi adalah subjek-materi yang spesifik maka akan memerlukan banyak taksonomi karena ada materi (misalnya, satu untuk ilmu pengetahuan, satu untuk sejarah, dll). Kemudian, jika isi dianggap  ada di luar siswa, maka timbul permasalahan bagaimana untuk mendapatkan isi dalam siswa. Ketika isi di dalam siswa, itu menjadi pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Transformasi ini pengetahuan diperoleh melalui proses-proses kognitif yang digunakan oleh siswa. Sehingga dibedakan atas 4 jenis pengetahuan.

1.     Pengetahuan faktual (Factual Knowledge)
Yaitu elemen dasar dimana siswa harus tahu akan berkenalan dengan disiplin atau memecahkan masalah di dalamnya. Termasuk di dalamnya pengetahuan terminologi dan pengetahuan tentang rincian spesifik dan unsur.
2.    Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge)
Yaitu hubungan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama. Diantaranya: Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan generalisasi, Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.

3.    Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge)
Yaitu bagaimana melakukan sesuatu atau penyelidikan, dan kriteria untuk menggunakan keterampilan, teknik, dan metode.
Diantaranya: Pengetahuan tentang subyek-keterampilan khusus, pengetahuan subjek-teknik khusus dan metode, pengetahuan kriteria untuk menentukan ketika untuk menggunakan prosedur yang tepat.
4.    Pengetahuan metakognitif (Metacognitive Knowledge)
Yaitu pengetahuan kognisi secara umum serta kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi sendiri. Diantaranya: Pengetahuan strategis, pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk sesuai kontekstual dan kondisi  pengetahuan, Pengetahuan diri.


4.    Penerapan Konsep Taksonomi

Rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) atau Taksonomi, memuat 3 komponen yaitu:
1.      Tingkah laku akhir (terminal behavior)
Tingkah laku akhir adalah tingkah laku yang diharapkan setelah seseorang mengalami proses belajar. Di sini tingkah laku ini harus menampakan diri dalam suatu perbuatan yang dapat diamati dan diukur.
2.      Kondisi demonstrasi
Kondisi demonstrasi adalah komponen TIK yang menyatakan suatu kondisi atau situasi yang dikenakan kepada siswa pada saat ia mendemonstrasikan tingkah laku akhir, misalnya:
- Dengan penulisan yang betul.
- Urut dari yang paling tinggi.
- Dengan bahasanya sendiri.
3.      Standar keberhasilan
Standar keberhasilan adalah komponen TIK yang menunjukkan seberapa jauh tingkat keberhasilan yang dituntut oleh penilai bagi tingkah laku pelajar pada situasi akhir. Namun yang umum dikerjakan sampai saat ini hanya sampai tingkah laku akhir saja.
Dalam pedoman pelaksanaan kurikulum dijelaskan bahwa dalam kegiatan belajar-mengajar guru diharuskan memperhatikan pula keterampilan siswa dalam hal memperoleh hasil, yakni memperoleh keterampilan tentang prosesnya. Pendekatan ini disebut dengan istilah Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). Keterampilan-keterampilan yang dimaksud meliputi keterampilan dalam hal:
- Mengamati
- Menginterpretasikan hasil pengamatan
- Meramalkan
- Menerapkan konsep
- Merencanakan penelitian
- Melaksanakan penelitian
- Mengkomunikasikan hasil penemuan
Sesuai dengan tuntutan tersebut maka guru dalam merumuskan Tujuan Instruksional Khusus harus mengandung apa yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, bagaimana menunjukkan kemampuan atau hasilnya dan perolehannya.
Penetapan tujuan, yang merupakan suatu keharusan dalam perencanaan pengajaran, perlu dirumuskan dengan jelas dan tegas sehingga tidak membuka peluang untuk penafsiran lain. Penetapan tujuan pengajaran ibarat penetapan tujuan suatu perjalanan. Jalan yang optimal ke tujuan tidak dapat dipertimbangkan apabila tujuan itu sendiri belum diketahui. Setelah ada tujuan, baru dipikirkan jalan optimal (yaitu yang efektif dan efisien) ke tujuan tersebut. Mungkin saja ada jalan yang lebih singkat namun lebih sering pula macetnya. Barangkali perlu dipilih jalan yang agak panjang tetapi tidak/kurang macet untuk mempermudah dan mempercepat pencapaian tujuan tersebut secara lebih efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar